![]() |
MENGAMUK : Ratusan Kerbau di Nagari Sipungkur mengamuk, terlihat kerbau yang ada. |
Dharmasraya - Ratusan kerbau mengganas di Nagari Sipangkur, Kecamatan Tiumang.Tanaman masyarakat berupa karet, padi dan tanaman lainnya kerap diserang kerbau.Sudah puluhan juta rupiah masyarakat dirugikan akibat kerbau yang tidak dipelihara dengan baik.Jika tidak diatasi, serangan kerbau ini dikhawatirkan dapat menyulut konflik antar warga.
Walinagari
Sipangkur, M. Rasyid usai shalat Jumat bersama Bupati Adi Gunawan menyebutkan,
setiap malam ladang milik warga Sipangkur yang berlokasi di seberang Sungai
Batanghari kerap mendapat serangan kerbau. Tanaman-tanaman muda seperti
sayuran, ubi, karet dan sawit yang baru ditanam ludes dibuatnya.“Hampir tiap
hari saya menerima laporan dari warga soal itu.Sampai saat ini kami belum bisa
memberi solusi,” kata Rasyid.Ia menyebut, sudah puluhan bahkan ratusan juta
warga Sipangkur dirugikan akibat serangan ternak kerbau yang belum diketahui
pemiliknya itu.
Pantauan
Dhameks di lapangan, sejumlah wilayah dinilai cukup rawan terhadap serangan
ternak kerbau.Ratusan kerbau dilepas begitu saja oleh pemiliknya tanpa
digembalakan, apalagi diberi tali atau diikat.Celakanya, terkadang si pemilik
juga kerap melepas kerbaunya pada malam hari.Satu malam saja kerbau-kerbau
menyerang, bisa dua atau tiga hektar tanaman sawit dan karet yang baru ditanam rusak.Belum
lagi kalau musim kesawah, bisa menghabiskan padi puluhan hektar semalam.
Kawasan-kawasan
yang rawan dengan kerbau lepas ini antara lain Nagari Gunung Medan dan
sekitarnya, Nagari Siguntur dan sekitarnya, Nagari Koto Nan Ampek Dibawuah dan
sekitarnya. Di kawasan tersebut ratusan bahkan ribuan kerbau dilepas pemiliknya
dan mencari makan di sehiliran rimba.Tidak jarang kerbau-kerbau tersebut masuk
ke ladang dan parak-parak masyarakat. Tidaklah mengherankan jika
sebagian masyarakat menganggap kerbau ini justeru merupakan hama tanaman, bukan
ternak peliharaan.
Menanggapi
hal tersebut, Bupati Dharmasraya, H. Adi Gunawan, minta agar nagari-nagari yang
memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap serangan ternak kerbau, membuat
peraturan nagari (Perna) tentang penertiban ternak kerbau lepas. “Panggil
tokoh-tokoh masyarakat, ajak musyawarah, buat peraturan nagari dan
konsultasikan dengan jajaran kepolisian.Persempit ruang gerak para pemilik
kerbau yang tidak mau tahu dengan lingkungannya.Berikan mereka sangsi
tegas.Kepolisian akan turut menegakkkan Perna ini,” sebut Adi Gunawan.
Kepada
Asisten Pemerintahan, Drs. Irsyad, MM., beserta jajarannya agar memberikan
bimbingan dan memberikan fasilitasi penyusunan Perna bagi nagari-nagari yang
membutuhkan. Jangan hanya berupa pelatihan, namun juga hadir dalam acara
perumusan dan penetapannya.Banyak Perna harus dilahirkan, seperti pelarangan
penambangan liar, pelarangan peracunan ikan, pelarangan perjudian dan maksiat
dan lainnya. (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar