Gulirkan Setiap Tahun Program Cetak Kolam untuk 15 Pokdakan
Kabupaten Dharmasraya memiliki potensi yang cukup bagus
dalam pengembangan budidaya perikanan. Hal itupun telah didorong oleh Pemerintah
Kabupaten Dharmasraya melalui Dinas Peternakan dan Perikanan dengan
menggulirkan program cetak kolam secara gratis sejak beberapa tahun belakangan
bagi para peternak ikan yang tergabung dalam Kelompok Budidaya Perikanan
(Pokdakan), berikut dengan bantuan bibit ikan. Puluhan hektar kolam ikan baru
pun dicetak setiap tahunnya. Namun sayang, upaya pemerintah daerah dalam
mendorong budidaya perikanan belum membuahkan hasil sesuai harapan. Persoalan
ketidakmampuan pokdakan dalam memenuhi kebutuhan pakan ikan, masih menjadi
permasalahan utama yang membutuhkan pemecahan.
DHARMASRAYA EKSPRES / PULAU PUNJUNG
![]() |
CETAK KOLAM : Program cetak kolam tiap tahunnya digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, salah satu cetak kolam ikan yang ada. |
Kepala Disnakkan Kabupaten Dharmasraya, Yose Sudarso,
menuturkan, rata-rata setiap tahunnya pemerintah daerah menggulirkkan program
cetak kolam untuk 15 pokdakan, dengan luas cetak kolam mencapai 15 hingga 20
hektar. Selain diberikan bantuan cetak kolam, pokdakan juga diberikan bantuan
benih ikan untuk memulai usaha. Namun demikian, hal itu belum cukup membantu
para peternak ikan untuk menjalankan usaha budidaya ikan secara maksimal,
terutama sekali bagi peternak yang memiliki modal kecil. Meskipun telah dibantu
dengan penyediaan kolam dan juga bibit, sebagian besar para peternak belum
begitu mampu untuk memenuhi kebutuhan pakan yang memang menjadi salah satu hal
yang menentukan keberlangsungan usaha budidaya ikan. "Sehingga para
peternak masih membutuhkan bantuan modal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan
pakan ikan," ujar Yose.
Akibat ketidakmampuan peternak dalam
memenuhi pakan tersebut, kata Yose, sangat berpengaruh pada hasil produksi.
"Ikan yang semestinya bisa dipanen dalam jangka waktu 3 hingga 4 bulan,
justru tidak bisa dilakukan. Dan bila dihitung secara rata-rata, para peternak
kita ini pada umumnya hanya mampu menghasilkan produksi ikan 2 hingga 3 ton
pertahun. Padahal, bila pakan yang diberikan sesuai dengan anjuran, peternak
bisa memproduksi hingga 10 ton pertahunnya," terang Yose.
Menurut Yose, bantuan pakan ikan untuk pokdakan memang ada.
Namun itu dalam jumlah yang sangat minim sekali. Seperti di tahun 2014 lalu,
pemerintah pusat ada mengalokasikan bantuan pakan untuk lima kelompok, dengan
nilai Rp 35 juta perkelompok. "Jumlah itu kecil bila untuk satu kelompok,
bayangkan bila satu orang anggota kelompok mempunyai 10 kolam, tentu jumlah itu
belum mencukupi," ungkapnya.
Untuk membantu para pokdakan, sebut Yose, pihak Disnakkan
juga sudah pernah memfasilitasi untuk perolehan bantuan modal melalui bank.
"Itu sudah kita coba pada tahun 2010, ada salah satu kelompok yang
diberikan pinjaman modal, namun macet. Sehingga pihak bank tidak mau lagi
memberikan pinjaman. Hingga saat ini kita juga masih melakukan pendekatan
dengan pihak bank untuk pengucuran kredit bagi pokdakan, seperti kucuran bagi
para peternak sapi melalui KKPE dan KUPS. Namun hingga kini masih belum ada
respon," paparnya.
Tidak itu saja, imbuh Yose, upaya lain yang telah dilakukan
adalah dengan pengusulan dana untuk pengadaan pakan ikan melalui APBD.
"Namun, mungkin karena keterbatasan anggaran daerah kita, usulan itu tidak
diakomodir. Sehingganya, sokongan dana dari pihak ketiga memang cukup sangat
diharapkan untuk membantu pokdakan-pokdakan yang ada ini," tutur Yose.
Saat ini, kata Yose, Disnakkan juga
tengah melakukan survei terhadap jenis-jenis ikan, yang pakan ikannya bisa
didapatkan dengan mudah. Salah satunya yaitu jenis ikan dengan pakan hijauan.
"Kita sudah ada survei ke beberapa daerah yang membudidayakan ikan dengan
pakan hijauan ini, seperti salah satunya di daerah Jambi, meskipun sebenarnya
ikan itu tetap ada diberikan makanan pokok berupa pelet. Inilah nanti yang
ingin kita coba kembangkan di Dharmasraya nantinya," pungkas Yose.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar