Jumat, 23 Januari 2015

Praktik Prostitusi Diduga Masih Beroperasi

SUNGAI RUMBAI - Salah satu rumah yang berlokasi di Jorong Koto Tinggi Nagari Kurnia Blok B Sitiung III Kecamatan Sungai Rumbai diduga masih aktif melakukan kegiatan prostitusi. Rumah yang diketahui milik seorang warga bernama Atik itu, diketahui menyimpan 5 orang PSK (Pekerja Seks Komersial). 
Hal ini diketahui saat Dharmasraya Ekspres melakukan investigasi langsung ke rumah Atik beberapa hari lalu, setelah mendapat laporan dari warga setempat. Benar saja, saat masuk ke rumah yang terbilang cukup mewah itu, wartawan bersama beberapa orang rekan yang menyamar sebagai pengunjung langsung disambut dengan ramah oleh sang muncikari. Kemudian dituntun menuju ruangan belakang, yang disana sudah menunggu wanita-wanita cantik dan seksi. Wartawan pun mencoba berkenalan dengan wanita tersebut satu per satu.
"Mau minum apa bang ? Yuk kita ngamar bang, mumpung lagi sepi," ujar salah seorang wanita tersebut kepada wartawan tanpa ragu. "Maaf, saya minta minuman Lasegar aja," jawab wartawan sekenanya.

Sembari minum, wartawan pun mencoba mengajak para wanita itu berbincang-bincang. Dalam bincang-bincang itu para PSK itu mengakui bahwa dalam satu hari, mereka bisa kedatangan beberapa orang tamu. Dengan tarif Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu untuk sekali ngamar. 

"Kalau di sini aman tempatnya bang. Bahkan aparat juga ada yang main ke sini," aku wanita itu lagi, sebut saja namanya Bunga (bukan mama sebenarnya).

Setelah berbincang-bincang beberapa hal dengan PSK tersebut, wartawan pun pamit. Namun saat akan pamit, ada seorang lelaki hidung belang datang berkunjung.  

Dari informasi yang Dharmasraya Ekspres terima, wanita-wanita itu pada umumnya datang dari Pulau Jawa. 

Sementara itu, menurut salah seorang warga sekitar yang enggan namanya ditulis koran ini mengatakan, sudah cukup sering warga setempat memperingatkan Atik untuk tidak lagi membuka tempat praktik maksiat itu. 

"Kami sudah sering sampaikan, 'Jangan buka lagi tempat itu, malu sama orang, lebih-lebih sama Tuhan. Apalagi rumah ibu dekat Masjid'. Tapi dia bandel, sampai sekrang masih saja tetap buka," ujar warga. 

Warga berharap, aparat terkait dapat lebih tegas dalam melakukan penertiban terhadap aktivitas maksiat ini. Jangat sampai memberikan kesan, aparat melakukan pembiaran. "Kasihan warga di sini yang juga ikut menanggung dosanya. Tidak hanya itu saja, citra nagari juga menjadi rusak dengan adanya hal ini. Belum lagi penyakit HIV/AIDS yang siap menghantui, bila kegiatan maksiat itu terus berlanjut," ketus warga.(azh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar