Oleh Amy Lubiz*)
Konstalasi politik Dharmasraya menjelang Pilkada 2015 mulai mulai terasa. Ini di tandai dengan mulainya para elit untuk melakukan lobi-lobi politik. Baik yang dilakukan dengan senyap maupun terang-terangan. Partai NasDem pun seperti melihat suhu yang mulai hangat ini dengan secara terbuka membuka pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Dharmasraya periode selanjutnya.
Sebuah berita menarik di sajikan halaman politik Dharmasraya Ekspres Kamis (29/01), di mana Ampera Dt Labuan dan Hengky Purnanda diberitakan mengambil formulir dan mendaftarkan diri. Kemunculan ke dua calon ini tentu saja sangat menarik dan sedikit mengagetkan. Mengingat keduanya bukanlah tokoh yang selama ini yang digadang-gadang media. Nama Ampera Dt Labuan walaupun sudah menjadi anggota DPRD Dharmasraya namun masih jarang dibicarakan sebagai bakal calon kuat untuk menjadi penantang utama bupati incumbent Ir. H Adi Gunawan, MM. Demikian pula Hengky Purnanda, SH walaupun kapasitasnya sebagai ketua DPD Partai NasDem Dharmasraya tidak perlu diragukan lagi akan tetapi sebagaimana Dt Labuan, Hengky bukanlah tokoh yang diperkirakan banyak kalangan bakal berani mencalonkan diri memperebutkan BA 1 V.
Kita tentu saja tidak meragukan kapasitas dan kapabilitas keduanya sebagai calon pemimpin Dharmasraya yang potensial. Hengky walaupun masih muda mampu memimpin Partai NasDem dalam merebut 3 kursi dari 25 Kursi DPRD Dharmasraya. Akan tetapi boleh dibilang sebelum memimpin DPD NasDem Dharmasraya Hengky bukanlah politisi kelas satu di bumi mekar ini, kemampuannya dalam memetakan kekuatan politik masih diragukan . Demikian pula Dt Labuan walaupun sudah membuktikan kapasitasnya sebagai anggota DPRD ia bukanlah tokoh yang mampu menjangkau seluruh elemen masyarakat Dharmasraya ketokohannya baru dapat di akui di Pulau Punjung dan sekitarnya. Hal ini berbeda dengan calon incumbent Ir. H. Adi Gunawan MM, Taufik Syukur SH, dan Marlon Martua, SE yang sudah mempunyai basis yang hampir mereta di seluruh wilayah Dharmasraya. Oleh karena itu dugaan sementara penulis wacana pencalonan Hengky dan Dt Labuan hanyalah strategi politik.
Manufer dalam sebuah strategi pemasaran sudah biasa untuk dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan brand image agar produk laku keras di pasaran. Tak jarang kemudian promosi dilakukan agar publik tertarik melihat, memperhatikan dan mengubah cara pandang, tindakan calon konsumen terhadap produk yang sedang dipasarkan.
Cara marketing ini pernah dilakukan oleh produk icecream magnum dalam meningkatkan posisi tawar produknya di pasaran dengan menggencarkan promosi, memperkuat brand image sementara peredaran produk di batasi. Tentu saja hal ini meresahkan calon konsumen yang terlanjur ngebet menikmati kesan mewah yang dikesankan produk tersebut, sehingga harga mahal yang ditawarkan tidak menyurutkan niat konsumen untuk menikmati sebatang es krim.
Strategi marketing secara umum tentu saja tidak jauh berbeda dengan marketing politik. Karena pada dasarnya keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu penjualan demi memperoleh keuntungan sebesar-besarnya kelompok ataupun perusahaan. Tentu saja dalam sudut pandang politik tidak melulu soal uang akan tetapi posisi tawar dan investasi politik jangka pendek ataupun panjang. Semakin tinggi posisi tawar partai politik maka semakin besar pula porsinya dalam kekuasaan yang dihasilkan oleh politik itu sendiri.
Jika kita kaitkan dengan aktifitas politik kedua politisi NasDem di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa wacana pencalonan Hengky dan Dt Labuan hanyalah bargaining potitions Partai NasDem sebagaimana dianalogikan dalam sebuah strategi pemasaran di atas. Produk politiknya bukanlah Hengky atau Dt Labuan. Pendaftaran keduanya hanyalah test wave, untuk memberi pesan psikologis kepada politisi yang berambisi menjadi Bupati Dharmasraya agar segera mengajak NasDem dalam mitra koalisinya.
*) Penulis adalah pemerhati media sosial tinggal di Sikabau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar