Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dalam mengentaskan kemiskinan telah banyak berbuat untuk masyarakat Dharmasraya terutama bagi masyarakat yang kurang mampu, berbagai macam kegiatan dilakukan sehingga dari awal kepemimpinan Ir H Adi Gunawan MM dan H Syafruddin R dalam kurun waktu empat tahun dari tahun 2010 hingga saat ini penurunan angka kemiskinan sangat signifikan bahkan telah melebih target RPJM.
Dari informasi yang berhasil
dihimpun Dharmasraya Ekspres, dimana pada tahun 2010 angka kemiskinan
Dharmasraya berada pada angka 10,56 persen, namun di tahun 2013 angka
kemiskinan turun menjadi 8,83 persen.
"Penurunan ini cukup
signifikan, bahkan ini sudah melebihi target dari RPJM (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah) daerah tahun 2015, yang menargetkan angka kemiskinan di angka
9,89 persen," terang Ridwan Jaya, kepada Dharmasraya Ekspres beberapa
waktu lalu.
Keberhasilan ini katanya, tentu
tidak lepas dari sinergi antar instansi yang secara keroyokan mengatasi
persoalan kemiskinan dan masalah sosial di tengah-tengah masyarakat, melalui
program-program kerja yang dimiliki oleh masing-masing SKPD. Serta dukungan
dana mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga pemerintah
kabupaten.
Pada tahun 2013 saja, kata Ridwan,
tidak kurang dari Rp 70,1 milyar dana dikucurkan untuk mengatasi persoalan
kemiskinan. Dan itu tersebar di sejumlah SKPD, yang diimplementasikan dalam
berbagai program kerja yang terarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hanya saja, dengan kondisi anjloknya
harga sawit dan getah karet saat ini, ada kemungkinan angka kemiskinan di
Kabupaten Dharmasraya cenderung naik. Karena memang, 75 persen kehidupan
perekonomian masyarakat Dharmasraya bergantung pada hasil sawit dan karet.
"Sehingga harga komoditi andalan ini sangat mempengaruhi kondisi
perekonomian masyarakat kita," ulasnya.
Namun demikian, menurut Ridwan,
mengentaskan kemiskinan ini sebenarnya tidaklah sulit, sepanjang masyarakat mau
merubah nasibnya. "Pemerintah mulai dari pusat hingga ke daerah sangat
intens dalam hal pengentasan kemiskinan ini. Karena memang itu sudah menjadi
cita-cita bersama. Sekarang tergantung masyarakatnya, mau atau tidak merubah
nasibnya. Pemerintah pasti akan terus mendorong melalui berbagai program kerja.
Namun terkadang kita memang juga perlu meransang agar masyarakat mempunyai
mental dan semangat untuk merubah diri. Karena memang, masyarakat tidak akan
bisa berubah kalau dia sendiri tidak punya mental dan semangat untuk berubah
menjadi baik," imbuhnya.
Adapun sejumlah program pengentasan
kemiskinan yang digulirkan pemerintah, khususnya melalui Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Disnosnakertrans) diantaranya adalah pemberdayaan fakir
miskin, komoditas adat terpencil (KAT), dan penyandang masalah sosial lainnya.
"Dimana, selama empat tahun terakhir, jumlah anggaran yang dikucurkan
untuk program ini telah mencapai Rp 2,775 milyar. Dengan rincian, Rp 2,65
milyar dana APBN, dan Rp 125 juta dana APBD," ujar Kabid Sosial
Dinsosnakertrans, Elpa Handayani.
Ia menambahkan, program tersebut
terbagi dalam 4 kegiatan, yakni penanggulangan kemiskinan perdesaan melalui
KUBE (kredit usaha bersama). Kegiatan yang memberikan modal usaha bagi keluarga
miskin ini telah menjamah 2.050 kelompok, dengan kucuran dana Rp 20 juta
perkelompok. Dimana satu kelompok terdiri dari 20 anggota.
Kegiatan berikutnya adalah fasilitasi tim koordinasi pengelolaan dan operasional raskin, dengan sasaran 9.566 rumah tangga miskin. Kemudian kegiatan program keluarga harapan yang disingkat dengan PKH, dengan sasaran 1.885 rumah tangga sangat miskin. Dan juga ada kegiatan pelatihan keterampilan berusaha bagi PMKS, yang telah berhasil mengirim 15 orang untuk mengikuti pelatihan di PSBR Padang Panjang.
Kegiatan berikutnya adalah fasilitasi tim koordinasi pengelolaan dan operasional raskin, dengan sasaran 9.566 rumah tangga miskin. Kemudian kegiatan program keluarga harapan yang disingkat dengan PKH, dengan sasaran 1.885 rumah tangga sangat miskin. Dan juga ada kegiatan pelatihan keterampilan berusaha bagi PMKS, yang telah berhasil mengirim 15 orang untuk mengikuti pelatihan di PSBR Padang Panjang.
Program selanjutnya adalah,
pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, yang terbagi dalam 5 kegiatan.
Diantaranya, pelatihan keterampilan dan praktek kerja bagi anak terlantar
termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal. Memberikan jaminan sosial
bagi masyarakat lanjut usia, dengan total dana mencapai Rp 72 juta yang
bersumber dari APBD. Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut
tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, lembaga kesejahteraan sosial
anak dengan dana Rp 60 juta dari APBN, serta santunan bagi anak yatim setiap
tahunnya dengan sasaran 550 anak pertahun, dengan jumlah anggaran yang telah
mencapai Rp 330 juta.
Tidak hanya itu, juga ada program
pembinaan para penyandang cacat dan trauma dan jaminan sosial untuk penyandang
cacat. Dimana dalam program ini, pemerintah telah menyalurkan dana senilai Rp
142 juta, Rp 72 juta dari APBN dan Rp 72 dari APBD. Serta program UPSK atau
pelayanan rehabilitasi sosial, dengan sasaran 115 orang. 100 diantaranya untuk
anak cacat, dan 15 lainnya untuk pelatihan keterampilan.
Selain intansi pemerintahan, Badan
Amil Zakat (BAZ) selaku lembaga pengelola dana zakat juga turut berkontribusi
dan bersinergi dengan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Kabupaten
Dharmasraya. Menurut Ketua Umum BAZ Kabupaten Dharmasraya, Drs Irsyad MM,
sejumlah program pun telah digulirkan BAZ untuk menanggulangi kemiskinan dan
permasalahan sosial di Ranah Cati Nan Tigo.
Sejumlah program yang telah
dilucurkan BAZ itu diantaranya adalah memberikan beasiswa bagi siswa miskin,
bantuan bagi para da'i dan guru honorer, dan juga bantuan bagi para mu'alaf.
Salah satu warga Kecamatan Timpeh,
Syamsurizal saat dikonfirmasi Dharmasraya Ekspres membenarkan hal itu, dimana
program yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Dharmasraya telah dapat
dirasakan oleh masyarakat. “Warga kita sudah banyak yang mendapat program dari
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, Alhamdulillah banyak dari warga kita
yang saat ini lepas status dari warga miskin,”tegasnya.
Kata Syamsurizal yang juga kepala
Jorong ini mengatakan, program yang telah dilakukan oleh pemerintah harus
dilanjutkan apalagi beberapa kegiatan sudah sangat dirasakan oleh masyrakat.
“Program ini harus dilanjutkan,”tandasnya. (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar