Kamis, 29 Januari 2015

Catatan Sepak Bola Dharmasraya Oleh : Jhon Boy


Jhon Boy

L iku baliku Kaja Bakaja arus Batanghari  di Dharmasraya, dari dulu situasinyo  indak pernah berubah, lika liku kinerja Pengurus PSSI Dharmasraya, dari dulu reputasinyo indak pernah barubah.
Alamak...sebegitu butakah wawasan tokoh sepakbola kita di Kabupaten tercinta ini? atau tak berani suara? ....entahlah. Memang 2006 kita pernah U18 menjuarai salah satu group dan mewakili Sumatera Barat ketingkat nasional di Palembang yang saat ini murni 100 persen pemain lokal dan 2008 tingkat senior devisi III juga lolos ke pace regional di Bangka Belitung dan 90 persen pemain lokal.
Sayang tidak jadi dikirim karena faktor financial tidak memungkinkan dari PSSI Dharmasraya dua-duanya adalah even resmi nasional.
Ketika itu harus diakui tidak terlepas dari kontribusi positif dari Pak IT Mata Air sebagai manager. Namun itu adalah langkah awal pada saat itu, tapi setelah  itu melempen sampai Porprov 2014. Memang kita berhasil meraih emas sepakbola, meskipun 8 0rang starting elevennya adalah pemain jadi dari luar daerah Dharmasraya dan sekaligus meninggalkan goresan luka dihati pesepakbola muda Kabupaten tercinta ini.
Siapapun masyarakat sepakbola Dharmasraya pasti merasakan hal ini, karena kita amatir bukan profesional jelas disini yang salah adalah pembinaan pemain usia muda dan PSSI Dharmasraya tidak punya program sama sekali.
Semoga pengurus baru terpilih pada Muscab nanti yang katanya diadakan Maret 2015 akan menjadikan hasil Porprov 2014 momentum positif untuk langkah awal sukses kedepannya dan tentunya punya program yang jelas untuk kemajuan meskipun PR menumpuk dari sisi pembinaan telah menunggu.
Khusus buat pemda "Selamat atas raihan Medali Emas Sepakbola". Sport center ...kedengarannya sangat menjanjika untuk menumbuh kembangkan setiap cabang olahraga khususnya sepakbola yang siapapun tahu adalah olahraga terpopuler dijagat ini. Dalam pengamatan selama ini sepakbola dharmasraya sepertinya "Hidup segan matipun tak mau" apakah hal ini akan kita biarkan saja?? kita semua tokoh sepakbola Kabupaten ini harus segera bereasi demi terwuudnya transisi positif untuk sepakbola Dharmasraya Alangkah mahalnya nilai sekeping medali emas Porprov sepakbola jikalau stadiun 90 m ini dibangun hanya untuk sepakbola Porprov saja. Wahai Dharmasraya fottball community, bangunlah temukan akar persoalan matinya pembinaan sepakbola kita, pengrus PSSI Dharmasrayakan yang salah? masyarakat bola Dharmasrayakah? Pemerintah Kabupatenkah? atau memang mesti begini adanya. Menurut evaluasi secara konfrehensif dan proporsional letak atau titik persoalannya ada pada pengurus PSSI Dharmasraya yang tidak punya program pembinaan yang mesti dilakukan layaknya organisasi sepakbola dibentuk.
Seperti kita ketahui bersama dimana-mana seharusnya pengcab terdiri dari berbagai orang sesuai dengan struktur dan fungsinya yang mesti aktif bukan tunggal karena sepakbola Dharmasraya ini adalah milik Kabupaten atau masyarakat bukan milik kelompok apalagi perorangan atau mungkin sepakbola Dharmasraya ini hanya sebatas milik Pemda Dharmasraya saja?
Saat ini dan kedepannya Sepakbola Dharmasraya sudah harus mengikuti perkembangan sepakbola modern  dan berorentasi pada sepakbola maju tentunya mesti memiliki sosok pengurus yang berwawasan tentang manajemen sepakbola modern bukan manajemen era 80-an yang sudah sangat tertinggal apalagi beberapa tahun belakangan ini PS Dharmasraya tak pernah ikut serta event yang sifatnya nasional atau agenda PSSI Sumbar misalnya klasifikasi kelompok usia dini apalagi tingkat senior seperti kita ketahui saat ini divisi I, II dan III tak ada lagi wadah gantinya adalah liga nusantara yang pasti lebih konpetitif dan semakin berat lagi.
Ingat selama ini kita masih setia bercokol di devisi paling buncit divisi III kembali ke kinerja pengurus, selama ini dari sisi pembinaan pemain muda yang cikal bakal jadi atlit senior, kalaupun ada SSB di Kabupaten ini sepertinya berjalan sendiri sendiri tanpa ada pantauan menyeluruh apalagi perhatian padahal seharusnya mater permainan Porprov 2014 juga dari wadah ini bukan mendatangkan mayoritas pemain dari luar seperti materi permainan Porprov 2014 ini 85 persen di import atau didatangkan dari luar daerah Dharmasraya termasuk anak Ridho dari Pekanbaru. Apakah pemain Dharmasraya tidak mampu? Dampaknya adalah rasa kurang memiliki dari masyarakat bola Dharmasraya.
Sekaligus ini adalah tamparan buat segelintir pembinaan pemain muda kita jelas ini adalah dampak dari tidak berjalannya mata rantai pembinaan, kita bisa bayangkan sebagai tuan rumah porprov pemuda atau remaja kita yang punya bakat di sepakbola hanya duduk indah jadi penonton duhalaman rumahnya sendiri menyedihkan...
Maaf kalau kita kupas semua kelemahan pengcab PSSI Dharmasraya ini satu halaman media inopun tak akan cukup. Well... harapan kita berangkat dari materi tulisan ini mari kita semua yang peduli dengan sepakbola Kabupaten Dharmasraya ini bangun dan bekerja keras membina demi terwujudnya satu team perserikatan atau bond yang solid dan hebat untuk mengisi dan mengaktifkan stadiun kita yang representatif ini. Caranya muscab adalah harga mati untuk dilaksanakan dalam waktu dekat ini termasuk didalamnya membanahi komisi wasit dan pembentukan asosiasi pelatih kabupaten tercinta. Maaf kalau ada yang kurang berkenan jujur saja ini semua demi berkembang dan majunya pesepakbolaan kita Dharmasraya tercinta. Sekian..... (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar