DHARMASRAYA - Pemerintah Kabupaten
Dharmasraya siap merealisasikan keinginan masyarakat Kecamatan Asam Jujuhan
untuk memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah tersebut. Maka dari itu,
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Dharmasraya menantang
masyarakat Kecamatan Asam Jujuhan untuk menyediakan lahan.
Keberadaan sekolah menengah atas
memang dibutuhkan warga, mengingat populasi penduduk dan program pemerintah
untuk menuntaskan pendidikan dan buta aksara.
“Asal ada lahan yang bisa dan cocok, silahkan
beri tahu kami. Insya Allah, kita akan bangun SMA di sana. Pemerintah begitu
respon dengan pendidikan. Apalagi, Asam Jujuhan belum mempunyai sekolah
menengah atas,” ungkap Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga, Andiko Jumarel kepada Dharmasraya Ekspres baru-baru ini.
Menurut Andiko, syarat utama untuk
mendirikan sekolah harus ada areal (lahan) minimal 1 hektare. Keberadaan lahan
dilengkapi dan diperkuat oleh sertifikat tanah. Bila syarat itu ada dan
lengkap, pihaknya segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan di
Jakarta. Pemerintah tidak asal mau membangun, apalagi tak memiliki syarat yang
ditentukan tersebut. Oleh karena itu diharapkan masyarakat mencari peluang
untuk membangun SMAN, supaya sarana pendidikan di kecamatan itu lengkap.
“Selain Asam Jujuhan, juga Kecamatan
Padang Laweh dan Tiumang yang belum mempunyai sekolah menengah atas. Makanya,
diminta peluang dan kerjasama dari masyarakat,” harapnya.
Effendi dan Marzuki, pemuka
masyarakat Kecamatan Asam Jujuhan mengemukakan, kebutuhan pendidikan setingkat
SMAN dibutuhkan saat ini. Ia meminta kepada Bupati Adi Gunawan agar didirikan
sekolah jauh (sekolah gendong) tahun ajaran baru ini. Kebutuhan akan SMAN di
Asam Jujuhan, disambut baik bupati. Bahkan, kepala daerah pilihan rakyat itu,
meminta Camat Darul Kutni untuk bisa menjamin mencari siswa bagi satu kelas
sebanyak 30 siswa.
“Kalau pak camat sanggup, maka kita
akan beri sekolah jauh di Asam Jujuhan,” kata Bupati.
Masyarakat sudah lama merindukan
pendidikan setingkat SMA. Selama ini, baru sekolah setingkat SD hingga SMP
yang ada di wilayah itu, sementara sulitnya melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, karena akses dan jarak tempuh ke wilayah lain sangat jauh,
‘memaksa’ anak putus sekolah dan tak melanjutkan pendidikannya.
“Selama ini hanya sampai SMP saja. Kami
berharap keinginan masyarakat terjawab,” tandasnya.(ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar