DHARMASRAYA - Tidak dipungkuri
pembanguan Dharmasraya di bumi mekar ini merambat pesat apabila dibanding dari
sebelas tahun lalu. Namun Kabupaten Dharmasraya ini masih membutuhkan
pemerataan pembanguan hingga ke wilayah yang jarak tempuhnya jauh dari ibu kota
kabupaten.
“Wilayah pelosok masih butuh
sentuhan,” ungkap Wakil Ketua DPRD Dharmasraya, Ampera Dt. Labuan Basa saat
dikonfirmasi Dharmasraya Ekspres.
Menurutnya, sentuhan itu tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan daerah yang bakal dibangun. Karena kebutuhan
daerah sudah pasti berbeda-beda.
“Sekarang ini yang paling prioritas dibutuhan
masyarakat adalah pengembangan pembangunan rigit beton, draenase, saluran
irigasi dan infarstuktur jalan hotmik. Terutama daerah pelosok seperti
kecamatan 9 Koto, Timpeh, Asam Jujuhan dan wilayah lainnya,” kata Ampera Dt, Labuan
Basa.
Menurutnya lagi, meski pembanguan di
Dharmasraya ini pesat. Namun kuantitas dan kualitas pembangunan yang
ada,khusunya proyek fisik masih jauh dari harapan.
“Diduga kuat belum sesuai spek. Nah,
kedepanya kita himbau dinas terkait perketat pengawasan,atau selektif dalam
memilih rekanan,” katanya.
Politisi Nasdem ini juga berharap
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lebih pro aktif menggaet dana
Provinsi atau dan APBN. Agar pemerataan pembanguan di Dharmasraya bisa terwujud.
“APBD kita sangat terbatas, maka
SKPD harus melakukan lobi-lobi ke provinsi maupun pusat,” bebernya.
Senada Wakil Ketua DPRD Dharmasraya,
St. Budi Sanjoyo, SH menyebutkan, pembanguan yang tengah berjalan saat ini,
khususnya infrastuktur jalan. Mutunya masih sangat jauh dari harapan.
“Kondisi tersebut kami ketahui saat
pihak DPRD melakukan peninjauan kelapangan,” katanya.
Disisi lain lanjut politisi PDI
Perjuangan ini. Daerah pelosok sampai sekarang sangat membutuhkan peningkatan
infrastuktur jalan. Katanya, kondisi jalan yang berada di Satuan Pemukiman (SP)
I, II, III dan IV Kecamatan Timpeh masih sebatas koral. Dan jalan penghubung Pulau
Punjung dan SP 7 sampai saat ini masih terbengkalai.
“Yang namanya pemerataan itu, kalau membangun
ya dilanjutkan. Jangan dibangun terus diabaikan. Maka dari SKPD harus bisa
menggaet dana APBN, karena kalau hanya mengandalkan APBD. Atau hanya menunggu
anggaran yang ada, sudah pasti pemerataan tidak akan terwujud,” katanya.
Kemudian Ketua DPRD Dharmasraya, H. Masrul
Maas, SE menyebutkan, program pembangunan itu terbagi dua, yakni fisik dan non
fisik. Bila dilihat pembanguan di Dharmasraya berkembang cukup pesat, baik
fisik maupun non fisik. Akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan yang
kedepannya perlu kerja keras maksimal.
Melihat dari pembangunan yang tengah
berjalan, Dharmasraya masih membutuhkan pemerataan pembangunan. Pemerataan
pembangunan yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan skala prioritas.
“Salah satu prioritas tersebut
adalah infrastuktur jalan, seperti JUT,” sebut Politisi Golkar itu.
Menurutnya JUT, merupakan akses
transportasi yang sangat berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat.
Apalagi bagi masyarakat petani.
Masrul Maas tidak menampik bahwa di
usia sebelas tahun Dharmasraya, pembangunan kian pesat. Namun masrul Maas menilai,
terutama proyek fisik masih kurang dalam hal kuantitas dan kualitas.
“Kedepannya perlu peningkatan
kualitas dan kuantitas,” sebutnya.
Wakil Ketua DPRD Dharmasraya ini
juga menyarankan kepada pihak pelaku pelaksana kegiatan proyek untuk melanjutkan
proyek-proyek yang belum terselesaikan. Salah satunya gedung RSUD, jalan
lintas baru dan beberapa proyek lainnya.
“Hal tersebut perlu dicarikan
solusinya, baik dari dana APBD provinsi maupun APBN pusat. Maka dari Itu pihak
eksekutif harus lebih proatif dalam menggaet dana, agar pemeraraan pembanguan
bisa terwujud,”tandasnya. (ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar