Senin, 09 Februari 2015

Wilayah Pelosok Butuh Sentuhan Maksimal

DHARMASRAYA - Tidak dipungkuri pembanguan Dharmasraya di bumi mekar ini merambat pesat apabila dibanding dari sebelas tahun lalu. Namun Kabupaten Dharmasraya ini masih membutuhkan pemerataan pembanguan hingga ke wilayah yang jarak tempuhnya jauh dari ibu kota kabupaten.

“Wilayah pelosok masih butuh sentuhan,” ungkap Wakil Ketua DPRD Dharmasraya, Ampera Dt. Labuan Basa saat dikonfirmasi Dharmasraya Ekspres.

Menurutnya, sentuhan itu tentunya disesuaikan dengan kebutuhan daerah yang bakal dibangun. Karena kebutuhan daerah sudah pasti berbeda-beda.

“Sekarang ini yang paling prioritas dibutuhan masyarakat adalah pengembangan pembangunan rigit beton, draenase, saluran irigasi dan infarstuktur jalan hotmik. Terutama daerah pelosok seperti kecamatan 9 Koto, Timpeh, Asam Jujuhan dan wilayah lainnya,” kata Ampera Dt, Labuan Basa.

Menurutnya lagi, meski pembanguan di Dharmasraya ini pesat. Namun kuantitas dan kualitas pembangunan yang ada,khusunya proyek fisik masih jauh dari harapan.

“Diduga kuat belum sesuai spek. Nah, kedepanya kita himbau dinas terkait perketat pengawasan,atau selektif dalam memilih rekanan,” katanya.

Politisi Nasdem ini juga berharap kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lebih pro aktif menggaet dana Provinsi atau dan APBN. Agar pemerataan pembanguan di Dharmasraya bisa terwujud.
“APBD kita sangat terbatas, maka SKPD harus melakukan lobi-lobi ke provinsi maupun pusat,” bebernya.

Senada Wakil Ketua DPRD Dharmasraya, St. Budi Sanjoyo, SH menyebutkan, pembanguan yang tengah berjalan saat ini, khususnya infrastuktur jalan. Mutunya masih sangat jauh dari harapan.

“Kondisi tersebut kami ketahui saat pihak DPRD melakukan peninjauan kelapangan,” katanya.

Disisi lain lanjut politisi PDI Perjuangan ini. Daerah pelosok sampai sekarang sangat membutuhkan peningkatan infrastuktur jalan. Katanya, kondisi jalan yang berada di Satuan Pemukiman (SP) I, II, III dan IV Kecamatan Timpeh masih sebatas koral. Dan jalan penghubung Pulau Punjung dan SP 7 sampai saat ini masih terbengkalai.

“Yang namanya pemerataan itu, kalau membangun ya dilanjutkan. Jangan dibangun terus diabaikan. Maka dari SKPD harus bisa menggaet dana APBN, karena kalau hanya mengandalkan APBD. Atau hanya menunggu anggaran yang ada, sudah pasti pemerataan tidak akan terwujud,” katanya.

Kemudian Ketua DPRD Dharmasraya, H. Masrul Maas, SE menyebutkan, program pembangunan itu terbagi dua, yakni fisik dan non fisik. Bila dilihat pembanguan di Dharmasraya berkembang cukup pesat, baik fisik maupun non fisik. Akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan yang kedepannya perlu kerja keras maksimal.

Melihat dari pembangunan yang tengah berjalan, Dharmasraya masih membutuhkan pemerataan pembangunan. Pemerataan pembangunan yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan skala prioritas.

“Salah satu prioritas tersebut adalah infrastuktur jalan, seperti JUT,” sebut Politisi Golkar itu.

Menurutnya JUT, merupakan akses transportasi yang sangat berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Apalagi bagi masyarakat petani.
Masrul Maas tidak menampik bahwa di usia sebelas tahun Dharmasraya, pembangunan kian pesat. Namun masrul Maas menilai, terutama proyek fisik masih kurang dalam hal kuantitas dan kualitas.

“Kedepannya perlu peningkatan kualitas dan kuantitas,” sebutnya.

Wakil Ketua DPRD Dharmasraya ini juga menyarankan kepada pihak pelaku pelaksana kegiatan proyek untuk melanjutkan proyek-proyek yang belum terselesaikan. Salah satunya gedung  RSUD, jalan lintas baru dan beberapa proyek lainnya.


“Hal tersebut perlu dicarikan solusinya, baik dari dana APBD provinsi maupun APBN pusat. Maka dari Itu pihak eksekutif harus lebih proatif dalam menggaet dana, agar pemeraraan pembanguan bisa terwujud,”tandasnya. (ra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar