SITIUNG - Harga komoditi karet yang hingga kini tak kunjung mengalami kenaikan, membuat masyarakat khususnya para petani karet mengeluh. Dimana hingga saat ini, harga komoditi yang menjadi andalan pendapatan sebagian besar masyarakat Dharmasraya itu masih stagnan di harga Rp 5.000 perkilogram.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang petani karet di
Nagari Sitiung, Toni, kepada Dharmasraya Ekspres, Rabu (4/2). Toni mengaku,
sejak melemahnya harga karet, kondisi perekonomiannya pun ikut melemah. Ia pun
merasa tak bergairah lagi untuk ke kebun.
"Entah sampai kapan kondisi harga karet seperti ini. Rasanya tidak ada lagi gairah untuk ke kebun. Hasil yang didapat tak lagi seimbang, di tengah kondisi harga kebutuhan yang serba naik seperti sekarang ini," keluh Toni.
"Entah sampai kapan kondisi harga karet seperti ini. Rasanya tidak ada lagi gairah untuk ke kebun. Hasil yang didapat tak lagi seimbang, di tengah kondisi harga kebutuhan yang serba naik seperti sekarang ini," keluh Toni.
Berbeda dengan harga getah karet, harga sawit justru
mengalami kenaikan. "Harga sawit saja naik, tapi kenapa harga karet tak
kunjung naik," keluhnya lagi.
Petani berharap, pemerintah daerah dapat
memberikan solusi agar bagaimana kondisi harga karet yang melemah saat ini
tidak begitu menekan kondisi perekonomian masyarakat.(cr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar